Kamis, 18 April 2013

Purwaceng: Viagra dari Dieng

Saat Anda berwisata ke dataran tinggi Dieng, tidak lengkap rasanya kalau Anda belum menikmati seduhan Purwaceng. Apakah Purwaceng?. Benarkah menyehatkan dan mampu menambah vitalitas pria?.

Purwaceng (Pimpinella Pruatjan) adalah tumbuhan herbal dari genus Apiaceae. Terkenal karena khasiatnya yang dapat meningkatkan stamina bagi si peminum. Biasanya diolah dalam bentuk bubuk purwaceng, kopi purwaceng dan susu purwaceng.

Tanaman yang dikenal dengan viagra tradisional ini memang tersohor karena khasiatnya yang bikin stamina lebih greng. Purwaceng adalah tanaman legendaris yang dijadikan obat kuat oleh para raja atau kalangan istana di daerah Jawa sejak kerajaan Hindu.  

Di Indonesia tumbuhan atau tanaman obat yang memiliki khasiat penambah stamina ini umumnya dikonsumsi atas dasar mitos, kepercayaan dan pengalaman. Namun dari khasiatnya, tanaman Purwaceng ini bukan sekedar mitos belaka karena studi sudah membuktikannya. Purwaceng banyak ditemukan di pegunungan seperti di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah. Banyak tumbu di sekitar Gunung Perahu dan Pakujiwo di daerah Wonosobo. Hidup subur di ketinggian 2.000 sampai 3.000 meter di atas permukaan laut. Meskipun dapat tumbuh di tempat lain, tapi khasiatnya sangat jauh berbeda.  

Di pegunungan Lyang Jawa Timur tumbuhan ini dikenal dengan nama lain Suripandak Abang, atau Gebangan Depok di pegunungan Tengger. Penampakan fisik Purwaceng adalah semak kecil merambat di atas permukaan tanah seperti tumbuhan pegagan dan semanggi gunung. Daunnya kecil-kecil berwarna hijau kemerahan dengan diameter 1-3 cm. 

Dari berbagai penelitian yang dilakukan beberapa perguruan tinggi dalam negeri diketahui bahwa ada efek nyata antara tanaman purwaceng terhadap peningkatan kemampuan seksual. Oleh karena itu, Purwaceng sering disebut sebagai viagra tradisional atau viagra Indonesia. 

Seperti dikutip dari hasil studi peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2007, seluruh bagian tanaman purwaceng dapat digunakan sebagai obat tradisional, namun bagian yang paling berkhasiat adalah akarnya. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan juga membenarkan bahwa akarnya mempunyai sifat diuretika dan digunakan sebagai aprosidiak, yaitu khasiat obat yang dapat meningkatkan atau menambah stamina. 

Umumnya tumbuhan atau tanaman yang berkhasiat sebagai aprosidiak mengandung senyawa-senyawa turunan saponin, alkaloid, tanin, dan senyawa-senyawa lain yang berkhasiat sebagai penguat tubuh serta memperlancar peredaran darah. Bahan aktif purwaceng paling banyak terdapat pada bagian akarnya yang menyerupai wortel dan berwarna putih. Panjangnya sekitar 10 cm. Akar purwaceng mengandung turunan senyawa kumarin yang sering digunakan dalam industri obat modern untuk anti bakteri, anti fungi dan anti kanker. Sebuah penelitian yang dikutip dari buku "Mitos Seputar Masalah Seksual dan Kesehatan Reproduksi" menyebutkan, untuk meningkatkan gairah seks, meningkatkan hormon testosteron dan meningkatkan jumlah spermatozoid Purwaceng harus diminum teratur selama 7-15 hari.

Walaupun banyak dikonsumsi kaum pria, tetapi wanita dan anak-anak pun aman mengkonsumsi tanaman ini. Purwaceng juga berkhasiat menghangatkan tubuh, saraf dan otot, menghilangkan masuk angin dan pegal linu, melancarkan buang air kecil, obat analgetika (menghilangkan rasa sakit), menurunkan panas, obat cacing, antibakteri serta anti kanker. Purwaceng yang asli memiliki rasa khas, yaitu pedas yang dihasilkan oleh akar dan bijinya. Namun, purwaceng bubuk rasa kopi tak boleh diminum perempuan hamil dan penderita hipertensi serta penyakit jantung.


Purwaceng sebenarnya tergolong tanaman langka, namun kini dapat diselamatkan dengan budi daya menggunakan metode kultur in vitro. Mulai dari home industry dan pabrikan pun sudah mulai memproduksi  tanaman ini dengan berbagai macam sajian dalam kemasan. Karena langka dan sulitnya menanam purwaceng, maka saat ini harga sebungkus sudah cukup mahal. Bahkan bijinya bisa mencapai harga Rp. 100 ribu per sendok makan. Biji ini biasanya dipesan oleh pembeli untuk disemai atau untuk dibudidayakan.

Cara mengonsumsinya pun cukup mudah. Berikut caranya: 

  1. Rebus purwaceng bersama tiga gelas air. Boleh tambahkan tiga butir cengkih, gula, dan garam secukupnya. Tunggu sampai air menyusut menjadi satu gelas. Minum airnya selagi masih hangat. Purwaceng yang sudah digunakan ini bisa dipakai dua kali rebusan lagi. 
  2. Bila mengonsumsi purwaceng bubuk, campur dengan segelas air panas (bukan air hangat, agar akar tanaman ini matang dan khasiatnya lebih terasa). Tambahkan gula secukupnya. Bila suka, bisa menambahkan telur ayam atau bebek, dan sedikit madu. 
  3. Tunggu sebentar hingga mengendap, lalu habiskan dengan ampasnya sekaligus saat masih hangat. Umumnya purwaceng bubuk dalam kemasan sudah siap diminum, karena sudah ditambahi gula, jahe (untuk menghilangkan bau yang tidak sedap), dan rasa, antara lain kopi atau susu. 
Anda ingin mencobanya?. [ed]

::Dari Wikipedia bahasa Indonesia dan berbagai sumber lain.

1 komentar: